Minggu, 12 Februari 2012

Gak Pake Judul 5

____________________________________________________________


Aku rasanya ingin menjerit sekuat-kuatnya.
Meraung-raung menuntut dunia sunyi yang membuatku terasa gila.

Ibuuuuuu....

Kemana masa kecilku
Tempat ringan tanpa beban.

Kembalikan masa kecilku
Aku lelah memikul beban.

Tapi ini bukan salah ibuku....

Sayang...
Itu bisikan ibuku,
Dunia memang seperti itu...
Menjeritlah...
Meraunglah...


Kalau kau duduk ditempatku duduk saat ini, kau akan merasakan bisingnya diluar sana.
Jalan raya dengan puluhan kendaraan berlalu lalang tanpa henti.

Biar kuberi tahu apa yang kurasakan sekarang.
Hatiku sunyi.
Bising diluar sana membuat kesunyiannya menjengkelkan.
Bagaimana bisa puluhan kendaraan diluar sana berlalu lalang sementara kau hanya terkurung didalam sini seorang diri. kasihan....! :(

_________________________________________________________________

Sabtu, 11 Februari 2012

Gak Pake Judul 4

_________________________________________________________________

Siang tadi aku bertemu teman lamaku. Neni.
Setelah sadar dari kekagetan _ maklum sudah lebih dari 7 tahun tak berjumpa dengan kenyataan bahwa ia sudah menikah dan memiliki seorang anak berusia kira-kira lenih dari 4 tahun _ Dia bertanya padaku
" Masih Gadis ? "
  Dan aku mengiyakan.
" Bebagian-nyo nasib"
Itu artinya dia bilang kalo nasibku beruntung. " berutungnya nasib".


Nah... Apalagi maksudnya ini.
Nasibku beruntung.
Sebagian bisa dibilang nasibku memang beruntung.
tapi yang aq bingung, saat dia bilang aku beruntung, beruntung dalam hal apa? 
apakah maksudnya bahwa kenyataan aku belum kawin, itu yang dia dimaksud beruntung??


Dan lebih parah lagi dia memandangiku seolah aku memang beruntung belum menikah.
Seolah apa yang telah terjadi padanya_menikah ini maksudku_adalah hal yang ia sesali.


Sebagian diriku memang merasa bersyukur belum menikah.
Aku bisa bebas dari segala macam urusan tetek bengek juga kemelut masalah rumah tangga yang katanya ruwet _ Mungkin.
Tapi apakah seorang gadis berusia dua puluh satu sekian bulan yang kesepian dan gak pernah punya pacar_Bahkan mungkin gak akan pernah_ ini bisa dibilang beruntung?
Aku kan juga manusia,
Dan walau terkadang aku sering bilang gak sanggup buat kawin, tapi itukan bukan ucapan sesungguhnya, bisa dibilang itu bohong....hong...hong. Atau bisa dibilang ucapan itu adalah untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku masih bisa hidup seorang diri. Tapi aku hanya separuh yakin. Bagaimana aku bisa yakin??


Kenapa pula orang harus punya teman hidup?????
_____________________________________________________________________

Senin, 06 Februari 2012

Gak Pake Judul 3

__________________________________________________________________


Mungkin Ini takdir,
Mungkin juga kutukan,
Atau seperti yang orang-orang timur percayai adalah Karma,
Atau seperti di daerahku istilahnya yang sering kudengar : "Kualat...." :(

Yap...
Harus diterima.
Mau tak mau, 
harus mau.

Bisa dikatakan ini adalah kisah gadis kecil sok agung, sok besar, sok hebat.
Maksudku bukan gadis kecil remaja atau sejenisnya.
Tapi Seorang gadis yang memang kecil untuk dimensi dunia, yang tidak punya kekuatan sama sekali tapi tetep ngotot kalo dia itu punya power yang bisa memenangkan seluaruh kompetisi. 
Kompetisi apapun !

Blisss....
Aku sering melihat yang semacam ini, terkadang aku pun sering merasa seperti ini.
Takabur Ya....


Blisss....
Beri tau aku cara menghilangkan perasaan iri.

Aku berusaha tapi terkadang kurang berhasil.


Blisss....
Andai aku tau, kemena perginya mereka ????
Kakakku, Temanku, Nenekku, mereka yang tidak kukenal.
Ia punya rahasia Blisss....
Apapun itu

Itu untuk kami kan blisss??
Untuk kebaikan hidup kami.
Semoga....
Aku manusia hanya bisa membayangkan.


Blisss....
Siapa manusia paling bahagia?
Siapa pula paling sengsara?
Mungkinkah keduanya adalah orang yang sama yang hidup di dunia yang sama pada waktu berbeda.
"(Aku tidak benar-benar ingin tau)"
Bisakah aku mempercayai Reinkarnasi?
Apakah Ia akan marah???


Blisss....
Mingkinkah semua ini Berarti sesuatu ???


Betapa hidup dipenuhi pertanyaan.

Sampai aku tidak perduli pada ucapan mereka
Seperti mereka kahilangan pesona dimataku

Aku ingin melihat apa yang bisa di tangkap oleh akal sehat....
Apa peduliku tentang hukum serta tetek bengek-nya yang terkadang hanya menjadi jeruji persembunyian mereka yang merasa punya iman padahal itu hanya perasaan mereka saja.
Itu penting,
Tapi kalau Akal Sehat Sejalan dengan Hati.
Itu Tidak Perlu dibuka.
______________________________________________________________________