Sabtu, 11 Februari 2012

Gak Pake Judul 4

_________________________________________________________________

Siang tadi aku bertemu teman lamaku. Neni.
Setelah sadar dari kekagetan _ maklum sudah lebih dari 7 tahun tak berjumpa dengan kenyataan bahwa ia sudah menikah dan memiliki seorang anak berusia kira-kira lenih dari 4 tahun _ Dia bertanya padaku
" Masih Gadis ? "
  Dan aku mengiyakan.
" Bebagian-nyo nasib"
Itu artinya dia bilang kalo nasibku beruntung. " berutungnya nasib".


Nah... Apalagi maksudnya ini.
Nasibku beruntung.
Sebagian bisa dibilang nasibku memang beruntung.
tapi yang aq bingung, saat dia bilang aku beruntung, beruntung dalam hal apa? 
apakah maksudnya bahwa kenyataan aku belum kawin, itu yang dia dimaksud beruntung??


Dan lebih parah lagi dia memandangiku seolah aku memang beruntung belum menikah.
Seolah apa yang telah terjadi padanya_menikah ini maksudku_adalah hal yang ia sesali.


Sebagian diriku memang merasa bersyukur belum menikah.
Aku bisa bebas dari segala macam urusan tetek bengek juga kemelut masalah rumah tangga yang katanya ruwet _ Mungkin.
Tapi apakah seorang gadis berusia dua puluh satu sekian bulan yang kesepian dan gak pernah punya pacar_Bahkan mungkin gak akan pernah_ ini bisa dibilang beruntung?
Aku kan juga manusia,
Dan walau terkadang aku sering bilang gak sanggup buat kawin, tapi itukan bukan ucapan sesungguhnya, bisa dibilang itu bohong....hong...hong. Atau bisa dibilang ucapan itu adalah untuk meyakinkan diriku sendiri bahwa aku masih bisa hidup seorang diri. Tapi aku hanya separuh yakin. Bagaimana aku bisa yakin??


Kenapa pula orang harus punya teman hidup?????
_____________________________________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar