Jumat, 27 April 2012

Gak Pake Judul 12

__________________________________________________________________

Aku tidak ingin berdilemma
Bergalau-galau memikirkan masalah yang kemaren terjadi.
Aku tidak ingin melihat ayahku datang dengan kekecewaan.


Apakah aku sudah berumur 30 tahun??
Belum. Itu masih cukup lama.
Aku tidak terlalu memikirkan seperti apa wajahku delapan atau sembilan tahun yang akan datang.
Aku hanya ingin tau seperti apa pemikiranku. watakku.
Tidakkah aku sedewasa umurku kelak?
Aku membenci mereka yang mudah terpengaruh ucapan orang lain.
Jadi aku berusaha untuk menjadi orang yang kritis serta selalu memikirkan apa yang orang katakan terlebih dahulu dan mencoba membuktikannya sebelum aku percaya dengan apa yang mereka katakan.


Beberapa sahabat dekatku sudah menikah dibawah usia 20 tahun.
Ada yang bahkan 17 tahun. Tapi ini desa, dan hal yang seperti itu bukanlah hal yang luar biasa.
Entah itu pilihan atau keterpaksaan.
Tapi menurutku itu hal yang paling bodoh untuk dilakukan..... :(


Aku ingin mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang sekarang kujalani.
Tapi aku tidak menemukan tempat baru untuk bilang "selamat datang"
Jadi seperti sekarang ini.
Aku tetap disini. melakukan hal-hal bodoh yang sama sekali tak memiliki manfaat. (menurutku).


Aku memutuskan, mungkin suatu saat aku bisa menjadi penulis.
Tapi aku tidak pernah menyelesaikan tulisanku.
Aku tidak pernah menemukan akhir dari setiap kisah yang kubuat.
Dan bagaimana mungkin J.K Rowling mampu menulis Kisah Harry Potter dalam seribu dua ratus halaman??


Saat sekolah dasar. Tiap kali ada pertanyaan tentang ingin menjadi apa aku nanti.
Maka aku akan menjawab ingin menjadi dokter, ingin menjadi pilot.
Dramatis kalau mau di ingat-ingat.
Sekolah bukanlah hal favoritku. Jadi mana mungkin aku bisa menjadi dokter ataupun seorang pilot.


Aku tau seperti apa catatanku belakangan ini.
Catatan suram tentang seorang gadis pengecut yang gak mampu memilih jalan hidup.
Terlalu bodoh dan penakut untuk mengambil resiko.


Apakah ada mata pelajaran di sekolah formal diluar sana yang mengajarimu cara untuk tidak menjadi orang penakut. Untuk menjadi orang yang berani, yang memikirkan bahwa "kalau bukan sekarng kapan lagi"
Yang mampu menghadapi apapun resiko termasuk menjadi seorang pengemis sekalipun.
Belum ada yang mengajariku caranya. belum ada orang yang dekat denganku melakukannya.


Dan aku memiliki kakak yang pintar tapi bodoh.
Aku tau kemampuannya, dia bisa melakukan apa yang dia inginkan. Tapi dia bodoh karena tidak mampu menerima resiko. Kupikir kali ini dia akan benar-benar gila dengan masalah yang menimpanya.


Dan aku tau diriku, aku bersyukur Tuhan masih memberiku jiwa yang sedikit lebih tenang dan lebih menerima kenyataan dari pada kakak-ku yang bodoh itu. Dan aku mengandalkan ini. Kuharap sembilan tahun yang akan datang aku mempu menjadi wanita dewasa yang sesungguhnya. wanita yang mampu menghadapi masalah dengan kepal dingin. bukan wanita yang berteriak-teriak dikeramaian karena menyaksikan suaminya berselingkuh, yang ingin memiliki anak tapi tak mampu mengurus dan membesarkan apa yang dia inginkan itu, yang paranoidnya gak ketulungan.


Apakah ada yang bersamaku hari ini??
Dan, Ya....
Dalam keyakinanku.
Tuhan ada.
_______________________________________________________________

Gak Pake Judul 11*

________________________________________________________________

Ini adalah untuk kesekian kalinya aku berfikir bahwa ini adalah akhir.


Sekian bulan yang lalu aku merasakan hal yang sama,
namun apa yang kusangka akan berakhir ternyata masih tetap berlanjut.


Perselingkuhan adalah yang terakhir yang kuharap akan kusaksikan ketimbang kematian.
Aku menangis saat satu kakak laki-lakiku meninggal.
Meratap menyaksikan kedua putrinya_keponakanku, akan seperti apa mereka nanti.


Tapi toh sekarang mereka baik-baik saja.
hidup tetap berlanjut.
Rasa kehilangan perlahan-lahan memudar seiring berjalannya waktu.
aku masih mengingat-nya tentu saja. Wajahnya, kulit hitamnya, emosinya.
dia saudaraku. dan aku mengasihinya.


Tapi yang satu ini lain ceritanya.
Perempuan tak sanggup menyaksikan penghianatan.
Kematian mungkin jauh lebih baik bagi sebagian mereka ketimbang harus menyaksikan perselingkuhan.


Hal yang sama sekali tidak kuduga akan dilakukan oleh orang yang memiliki aliran darah yang sama denganku.
Hal yang sulit kubayangkan.
Sulit kumengerti.
Dan sulit kulihat kemana akhirnya semua ini.


Ibuku pernah bilang. "tidak mungkin ini terjadi padaku. satu putraku meninggal, satu lagi gila"


Aku bisa memahami apa yang kakak laki-lakiku lakukan.
Memiliki istri yang perhatiannya sedikit teraliah.
Tidak ada pemanjaan.
Kurang pengertian.
Mungkin aku bisa mengerti mengapa dia bisa berpaling.
Tapi tetap sulit untuk membenarkan apa yang dia lakukan.
Kalau memang tak lagi memiliki rasa kasih mengapa tidak berpisah. bercerai.
Mungkin itu akan lebih baik. Meskipun tidak akan lebih baik untuk anak-anak.


Aku belum mampu menyimpulkan siapa yang benar siapa yang salah.
aku tidak mampu menebak apa akar dari masalah ini.
sulit untuk percaya kalau yang melakukan perselingkuhan, adalah orang terdekatmu yang mungkin tidak kau duga akan melakukannya.


Sepuluh menit yang lalu tidak terjadi apa-apa.
aku memandikan danni, menyuruhnya mengenakan pakaiannya sendiri.
Menit berikutnya dia memberi tahuku apa yang kakak laki-lakiku lakukan.
bahwa dia sekarang sedang berada di sebuah restoran dengan anak ingusan yang dulu bekerja di tempatnya.


Singkat cerita, kami membuktikan apa yang terjadi, dan itu benar.
masih terbayang olehku seperti apa ekspres kakak-ku saat kami mendapatinya berduanya dengan perempuan ingusan itu.
Eskpresi kaget, gugup karena merasa bersalah. aku mengasihaninya.


Dan kau tak perlu melihat reaksi kakak iparku.
matanya membalalak seperti wanita kesetanan.
melemparkan helm, berteriak-teriak yang membuatku malu seandainya kondisi tidak seperti yang kuceritakan sekarang.


Dan aku berada disini sekarang. mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan.
Aku ingin bercerita, tapi tak punya teman yang meyakinkan untuk bercerita.
Jadi aku mencari tempat yang aku tau adalah disini.


Aku tidak menangis seperti saat satu kakak-ku meninggal.


Aku lebih marah dari pada sedih.




Bintang begitu indah,
Sayang keindahannya lenyap dimataku saat ini.
Akan menjadi ceritakah hari ini?
Akan jadi kisahkah?
Akan jadi akhirkah?
______________________________________________________________________

Kamis, 26 April 2012

Gak Pake Judul 10

________________________________________________________________


Kurasa aku menyukai Olga.... :D
Kenapa?
Karena Dia lucu.
Dia membuat "Dahsyat" menjadi hidup.


Tapi sekarang ini aku bukan ingin membahas tentang Olga. Berapa kali dia berganti "celana dalam" dalam sehari. Atau apakah dia benar-benar lelaki sejati atau seorang homoseksual.


Aku hanya ingin tahu seberapa besar kekuatan cinta mampu merobohkan sebuah penghalang.
Seperti tembok bata atau sebuah ruang hampa tanpa angin, tanpa udara. 
Atau mungkin sebuah jurang, ataupun jalan becek berlumpur. 


Tapi kalau difikir-fikir cinta itu fisikly.
Sesuatu yang datang melalui penilaian fisik, dan material.
Kau akan jatuh cinta pada orang cantik. Kau menghindari orang yang jelek.
Kau jatuh cinta pada yang kaya, dan menjauhi yang miskin. meskipun tidak selamanya begitu.
Tapi itu adalah putik dari cintamu.


Aku suka film,
Dan saat aku menyaksikan film komedi romantis "50 firts date"-nya Drew Barrymore, ada hal yang mengganjal.
Endingnya cukup memuaskan. 
Tapi pada akhirnya aku menyadari ada hal yang tidak rasional.
Benarkah kau akan menikahi perempuan yang ingatannya hanya bertahan selama 24 jam???
Benarkah kau sanggup mengulang-ulang cerita setiap hari untuk mengingatkan perempuanmu bahwa kau adalah suaminya.
Kupikir itu terlalu ngotot.
Kau punya pekerjaan lain yang harus kau kerjakan ketimbang merancang sebuah cerita untuk perempuan "Amnesia"mu.


Aku bukan tidak suka, perempuan menyukai hal-hal seperti ini.
Maksudku pengorbanan.
Perempuan menyukai laki-laki yang berkorban untuknya.
Tapi aku hanya membandingkan kondisi pengorbanan yang dilakukan dengan kondisi dunia saat ini.


Kakak laki-laki-ku,  menikah dengan perempuan dari hulu sungai.
Kupikir mereka cukup romantis waktu berpacaran.


Hal yang tidak kau duga sama sekali adalah bahwa kau adalah manusia, dan manusia memiliki rasa bosan.
Setahun pernikahanmu belum ada hal-hal yang membawamu beradu mulut.
Dua tahun juga belum.
Kau akan tahu, mungkin, ditahun ketiga pernikahanmu.
Bagaimana segala sesuatu menjadi sangat sensitif.
Kau akan bertengkar hanya karena lupa menutup pasta gigi di kamar mandi.
Kau akan bertengkar karena makanan yang itu-itu saja.
Hingga aku punya keturunan, dan kau bertengkar karena anakmu yang rewel.
Dan saat itu bukan cinta seperti pertama kali bertemu yang kau butuhkan.
Tapi cinta pertahanan.
Kau harus memiliki strategi mempertahankan cintamu.


Kurasa Kisah romeo Juliet itu melebih-lebihkan.
Tapi terserahlah....
Toh mereka belum sempat menikah, apalagi punya keturunan yang rewelnya minta ampun.
Jadi mereka belum punya kegetiran dalam menjalani kehidupan berumah tangga.


Tapi aku menyukai " The Vow "
Entahlah, Aku menyukai kisah, ataukah aku menyukai Channing Tatum yang Tampannya gak ketulungan.
Dan Rachel McAdam itu inspirasiku.
Jadi agak sulit memilih, apakah aku ikut film, atau ikut aktor dan aktrisnya. :)


Yang pasti pesan dari film ini sangat mudah ditangkap.
"Cinta akan kembali padamu kalau memang itu cintamu"
Kau hanya perlu bersabar, Ia akan kembali dengan caranya sendiri.


Well, parahnya aku menangis. 
Aku seperti dipermainkan kisah cemen karangan manusia yang saat ini mungkin cintanya hancur berantakan atau mungkin tak punya cinta.


Aku sendiri sekarang, tanpa orang yang kita sebut kekasih.
Yep, aku hanya bisa menghibur hatiku dengan meyakini bahwa mungkin jiwaku saat ini sedang berkelana mencari sesuatu. maksudku seseorang. < Irrasional kan??? :( >


Tapi aku tidak sendiri-sendiri amet.
Aku punya sahabat-sahabat yang kucintai, yang harganya setinggi langit bagiku.
Aku akan menyimpan mereka.
Aku juga punya kurcaci-kurcaci kecil yang rewelnya minta ampun. Itu berarti bagiku.


Apakah jiwaku akan menemukan cinta,
Entahlah, Kuharap.
Tapi ini yang nyata sekarang. Ini yang ada untukku sekarang.
Dan nanti? Biarlah nanti.


Kesimpulannya adalah,
Apakah kau akan melakukan segalanya untuk cinta?????
Pertimbangkan saat kau merasa bosan !!
Dan pertimbangkan juga ini, "akankah aku menemukan yang sepertinya kembali??"
________________________________________________________________________

Rabu, 25 April 2012

Gak Pake Judul 9

_______________________________________________________________


Run Ed....Run....
Hatiku bilang aku harus pergi,
Jika aku tetap ingin hidup, dan hidupku ingin bahagia, maka aku harus pergi.


Tapi masalahnya adalah kemana???


Kupikir aku mati langkah,


Di manajerial aku mempelajari "Sikap terhadap resiko"
Bahwa ada orang-orang yang mampu menjalin kasih dengan resiko dan sebagian lain tak ingin dekat-dekat dengannya, sementara sebagian lain lagi hanya ingin mengenal tapi tak ingin mengenal terlalu jauh.


Kupikir aku masuk dalam kategori orang yang tak ingin dekat-dekat dengan resiko.
Apakah aku bisa bilang bahwa aku orang yang pengecut???
Seperti kukatakan tadi bahwa sebaiknya aku pergi kalau aku tak ingin mengalami penyakit pembengkakan hati.
Tapi karena pengecut, atau barangkali bodoh, maka seperti yang kau lihat sekarang. 
Aku masih disini. dan itu.... Entahlah apa namanya....

Kupikir aku harus berkonsultasi dengan ibuku.
Tapi kami orang-orang desa tidak terlalu seperti orang-orang kota yang saling curhat dengan ibu.
Aku memiliki pemikiran bahwa, didesa, ibu hanya memiliki peran sebagai orang yang melahirkanmu, memandikanmu bahkan terkadang tanpa sabun mandi dan tanpa menyikat gigi hingga kelak gigimu sudah rontok sebelum usiamu bahkan menginjak 20 tahun. Ibu mengajarimu cara memasak, kapan kau harus memasak, mencuci piring, dan mencekcokimu dengan ocehan mengerikan tentang pernikahan, bahwa kau akan dibuang setelah kau dinikahi sebab kau tak pandai menyapu, kau tak pandai mengepel lantai buruk rumah adat tingkat dua yang sebenarnya milik ibu mertuamu. 
My God.....


Aku memikirkan Ibu Kartini. Yeah... orang-orang tau beliau.
Kita bahkan memiliki hari nasional "Ibu Kartini"
Tentang bagaimana si Ibu membawa perubahan pada generasi perempuan. 
Tapi yang ada di benakku hanyalah sosok perempuan jawa paruh baya berkulit hitam manis, yang selalu memekai kebaya kuno berwarna putih kusam serta memakai sanggul pernikahan yang jelek. 


Oke,,, Aku mengenal Juwita, dia bukan teman sebenarnya.
Hanya seseorang yang kukenal dikampusku.
Dia berkerudung_ Entahlah itu kerudung iman atau kerudung Fashion_yang pasti dia berkerudung.
Orangnya rajin, Pintar, Cantik, dan Tinggi. Kupikir orang desa tak berani melakukan PDKT dengannya.


Dan aku juga mengenal Roselyne.
Dia juga cantik, Putih, pintar dan tinggi, sedikit lebih pendek dan lebih langsing dari Juwita.
Dia adalah mantan putri kampus di Tahun kami. Runner Up sebenarnya.
Dan dia memiliki pacar yang juga mantan putra kampus di tahun yang sama.
Best Couple, mereka berdua kemana-mana. Seperti Dua ban sepeda Motor yang nggak bakal pisah.


Aku memandang diriku dari atas sana. dari sudut Ter-Independen, Menurutku.
Menjejerkan Aku, Juwita Dan Roselyne pada satu gari lurus dan memandangi kami bertiga.
Dimana perbedaannya??
Adakah Persamaannya??


Aku Tidak ingin merendahkan diri dengan bilang bahwa aku adalah orang yang jelek.
Tapi aku juga tidak ingin meninggikan diri dengan bilang bahwa akulah orang tercantik di muka bumi ini selama 3 abad terakhir.


Jadi aku memandang kami bertiga berdasarkan fisik,
Juwita jauh lebih tinggi dari padaku maupun Roselyne.
Tapi Roselyn memiliki senyum yang lebih manis dari kami berdua. Dan lebih kalem.
Dan Aku....
Kupikir aku lebih dominan keras dibanding keduanya, keras kepala dan keras otot. Dan bandel. 

Dan aku merasa terbelakang diantara keduanya.


Jadi apa kesimpulan yang kudapat???
Tidak ada,
Aku menulis hari ini hanya untuk memenuhi permintaan jari-jariku.


Kupikir aku tetap tergolong kedalam orang-orang yang gak suka resiko. 
Orang-orang ekonomi bilang "Risk Aversion"
Pengecut??
Mungkin.....
Tapi .... Oh, terserahlah.
Kupikir aku akan lebih berani nantinya.....
____________________________________________________________________

Selasa, 24 April 2012

Gak Pake Judul 8

____________________________________________________________________

Aku tidak terlalu memiliki emosi saat ini.
Dan walaupun skripsi sialan itu membuat ku pusing dalam beberapa minggu terakhir, tapi malam ini kepalaku cukup dingin. 


Ada bintang cukup terang malam ini,
Dengan posisi kira-kira 45 derajat di arah barat, ia berkilauan mengalahkan bintang-bintang lain.
Aku terpesona, berulang-ulang.......


Itulah Indahnya menjadi yang paling terang.
orang-orang langsung memandangmu, mengabaikan yang lain. 
Seandainyapun mereka melirik yang lain, itu hanya lirikan sesaat.
Hanya untuk memastikan bahwa kau memang lebih terang dari yang lain, 
selanjutnya mereka berpaling kembali kearahmu.


Ada sedikit problem dibawah sana,
bukan masalah besar sebenarnya,
hanya masalah kecil yang ditanggapi dengan emosi yang terlalu besar hingga masalah kecil yang ada malah membengkak beberapa kali lipat.


Pertengkaran antar partner kerja,
Ini bukan yang pertama kali, ini sudah berkali-kali.
Aku bahkan paham penyebabnya,
Ini bukan mutlak masalahku, hanya saja aku sedikit tergabung didalamnya.


Dasar perempuan memang, aku mengakui mulut perempuan memang ember.
Kenapa kau harus menceritakan kejelekan salah satu partner kerjamu si A pada partner kerjamu yang lain si B saat kau hanya sedikit jengkel dengan si A.
Jengkel itu normal, tapi bukan berarti mulut embermu itu bebas membicarakan orang lain.
Kau sendiri bahkan tak tau seperti apa bentukmu dimata orang lain.


kau bertengkar dg si B. 
si B melapor pada si A, dan kau bentrok dengan si A. 
si A membalasmu dan kau marah dengan si B karena menceritakan apa yang telah kau katakan sehingga kau ikut-ikutan melapor pada si A kalalu si B juga sering mengolok-olok dibelakangnya.


Yep.... tepat seperti itulah yang terjadi.
Clasic....
Original Problem.



Salah satu darimu berhenti bekerja. Dan kau saling mencaci maki lewat SMS, lewat facebook.
Bahkan yang paling memalukan mendatangi rumah dan bertengkar seperti perempuan bodoh yang kurang kerjaan.


Dan parahnya, meski aku tidak tepat menjadi pemeran utama si A, si B, dan si C.
Tapi aku berada disekeliling mereka.
Dan yang lebih parah lagi ini terjadi berulang kali dan itu memuakkan.


Aku memandang bintang, melupakan apa yang terjadi di bawah sana.
Melupakan yang lalu, melupakan yang akan datang.
Hanya Aku sekarang
Aku 
Aku dan apa yang saat ini kupandang.
Kau. 
Kau Bintang.


I Wish,
I got the best part of life.......
__________________________________________________

Senin, 23 April 2012

Gak Pake Judul 7

____________________________________________________________________

Ampunlah.
Alih-alih pusing oleh skripsi
aku malah asik maen game perjuangan semut ,,, hahaha


Lucu juga.
Niat buka web buat nyari jurnal,
Ujung-ujungnya malah tempur memperjuangkan semut mungilku.


Bisakah aku mempermudah duniaku ??
Membuatnya menjadi lebih simple
Seperti baju polos yang hanya memiliki satu warna, tanpa banyak model ataupun renda.


Aku tau baju seperti itu tidak menarik, terlebih lagi untuk kepesta.
Tapi itu akan lebih mudah untuk dirawat. dicuci, dijemur, diangkat, disetrika, dilipat dan disimpan.
Tidak serumit merawat gaun mewah yang butuh perhatian ekstra.


Ini adalah resiko menjadi "beranjak" dewasa,
Saat satu persatu masalah datang padaku.
Dan bagaimana aku menghadapi masalah yang sama berkali-kali.
Saat pertama kali aku melakukan kesalahan.
Dan bagaimana aku mengulangi kesalahan yang sama berkali-kali.


Aku belum sepenuhnya matang, 
Seperti buah duku yang baru menguning.
Asam, Kelat....
Seperti itulah aku saat ini.


Aku ingin saja selalu memakai baju satu warna tanpa renda yang tadi kusebut,
Tapi banyak hal yang harus kulakukan yang menuntutku untuk berganti busana.
Memaksaku berganti warna,
Memaksaku memadukan warna,
Memaksaku Memberi renda.


Atau seperti buah duku yang tadi juga kusebut.
Aku ingin saja menjadi buah yang langsung matang,
Melalui sebuah putik yang keesokan harinya akan menjadi buah yang memiliki warna yang menarik dan rasa yang manis. sesuatu yang di idam-idamkan banyak orang.


Tapi aku tidak bisa menolak hukum Tuhan. 
Atau "Hukum alam", bagi kalian yang tidak suka aku menyeret nama Tuhan.


Saat aku harus menjadi buah yang memiliki rasa yang pahit,
Kemudian menjadi buah yang rasanya kelat,

Lalu bermetamorfosis menjadi asam,
Dan pada akhirnya "aku selalu berharap untuk" memiliki rasa yang manis.
Hingga orang menikmatiku dengan perasaan puas tanpa sesal.


Ada hal-hal yang harus kuhindari,
Ada orang-orang yang tak harus kuikuti.
Tapi bagaimana kalau orang-orang yang kau ikuti dan harus kau ikuti melakukan hal-hal yang harusnya kau hindari. ( Semoga paham ).
Kau memutuskan untuk mengambil langkah...
Tetap bersama orang tersebut dan ikut menyaksikan hal yang mesti kau hindari.
Atau pergi_dg segala konsekuensinya_, dan tidak pernah lagi menyaksikan hal yang mesti kau hindari itu.


Dua-duanya hal yang rumit....
Kau harus mempersiapkan jalan, mencari jalan.

Membongkar semak belukar dan membuat jalan baru kalau memang tak ada jalan,
Dan itu lebih sulit lagi.


Dan sekarang aku harus membawa Tuhan untuk ikut bersamaku.
Membantuku membongkar semak-semak.
Mencari jalan mudah untuk menuju tempat dimana kau akan bersama seseorang yang akan bersamamu dan melakukan hal-hal yang tak harus kau hindari.


I Wish
I got the best part Of Life.....
__________________________________________________________________

Gak Pake Judul 6

______________________________________________________________


Aku kembali,
mendekati penghujung april


hanya ingin nge-cek
sekalian merenggangkan otot-otot jariku
well, setidaknya jariku lebih waras dari otak ku saat ini.


aku merindukan sesuatu,
seperti sebuah romansa
sesuatu yang memiliki bau-bau yang romantis
yeah, agak aneh rasanya mengingat aku tak pernah punya kekasih, atau pacar atau apapun orang-orang menyebutnya.
tapi aku punya hati dong, jadi agak ngiler juga ngeliatin orang-2 jalan bareng pasangan, punya sesuatu yang bakal jadi kenangan buruk saat mereka putus.


aku membayangkan seperti apa aku, atau seperti apa kehidupanku kalau aku punya pacar.
atau sebaliknya, kira-kira seperti apa orang yang akan menjadi orang yang kusebut pacar.
mengapa ia mau menjadikanku pacar-nya. atau kenapa aku mau menerima-nya untuk menjadi pacarku.


well, aku tidak yakin aku sanggup menjalani komitmen untuk menjadi seorang pacar bagi seseorang.
otakku tidak ingin menjangkau saat dimana aku harus bermanis-manis muka saat bertemu orang tua pacar ku.
maksudku, ya ampun.... aku ini orang yang cerewet dan cablak.
haruskah aku menjadi cewek manis idaman semua mertua dimuka bumi ini, sementara aku merasa menghianati diri sendiri.


satu lagi yang aku tidak suka.
orang-orang sering menyebut "mantan pacarnya si riski ya...??"
ini dia yang aku benci, saat dimana kau bertemu orang-orang yang belum atau tidak mengenalmu, lalu mereka memandangmu bukan sebagai dirimu, tapi sebagai mantan pacar seseorang yang mereka kenal.


heran juga aku, kenapa ada orang yang meler sampai meleleh gara-gara diputusin pacar.
sampai bunuh diri pula.


ooooo.... aku hanya bisa berkata,
mana aku tau apa yang akan terjadi padaku kalau aku berada di posisi orang yang lagi patah hati.
mungkin kondisiku akan jauh lebih buruk dari pada mereka.
atau mungkin aku juga ikut-ikutan ingin bunuh diri. semoga tidak....


berharap berani membuka diri,
aku membayangkan kapan kiranya karena kekasih, aku patah hati..... :)


I wish,
I got the best part of life......
_______________________________________________________________