________________________________________________________________
Ini adalah untuk kesekian kalinya aku berfikir bahwa ini adalah akhir.
Sekian bulan yang lalu aku merasakan hal yang sama,
namun apa yang kusangka akan berakhir ternyata masih tetap berlanjut.
Perselingkuhan adalah yang terakhir yang kuharap akan kusaksikan ketimbang kematian.
Aku menangis saat satu kakak laki-lakiku meninggal.
Meratap menyaksikan kedua putrinya_keponakanku, akan seperti apa mereka nanti.
Tapi toh sekarang mereka baik-baik saja.
hidup tetap berlanjut.
Rasa kehilangan perlahan-lahan memudar seiring berjalannya waktu.
aku masih mengingat-nya tentu saja. Wajahnya, kulit hitamnya, emosinya.
dia saudaraku. dan aku mengasihinya.
Tapi yang satu ini lain ceritanya.
Perempuan tak sanggup menyaksikan penghianatan.
Kematian mungkin jauh lebih baik bagi sebagian mereka ketimbang harus menyaksikan perselingkuhan.
Hal yang sama sekali tidak kuduga akan dilakukan oleh orang yang memiliki aliran darah yang sama denganku.
Hal yang sulit kubayangkan.
Sulit kumengerti.
Dan sulit kulihat kemana akhirnya semua ini.
Ibuku pernah bilang. "tidak mungkin ini terjadi padaku. satu putraku meninggal, satu lagi gila"
Aku bisa memahami apa yang kakak laki-lakiku lakukan.
Memiliki istri yang perhatiannya sedikit teraliah.
Tidak ada pemanjaan.
Kurang pengertian.
Mungkin aku bisa mengerti mengapa dia bisa berpaling.
Tapi tetap sulit untuk membenarkan apa yang dia lakukan.
Kalau memang tak lagi memiliki rasa kasih mengapa tidak berpisah. bercerai.
Mungkin itu akan lebih baik. Meskipun tidak akan lebih baik untuk anak-anak.
Aku belum mampu menyimpulkan siapa yang benar siapa yang salah.
aku tidak mampu menebak apa akar dari masalah ini.
sulit untuk percaya kalau yang melakukan perselingkuhan, adalah orang terdekatmu yang mungkin tidak kau duga akan melakukannya.
Sepuluh menit yang lalu tidak terjadi apa-apa.
aku memandikan danni, menyuruhnya mengenakan pakaiannya sendiri.
Menit berikutnya dia memberi tahuku apa yang kakak laki-lakiku lakukan.
bahwa dia sekarang sedang berada di sebuah restoran dengan anak ingusan yang dulu bekerja di tempatnya.
Singkat cerita, kami membuktikan apa yang terjadi, dan itu benar.
masih terbayang olehku seperti apa ekspres kakak-ku saat kami mendapatinya berduanya dengan perempuan ingusan itu.
Eskpresi kaget, gugup karena merasa bersalah. aku mengasihaninya.
Dan kau tak perlu melihat reaksi kakak iparku.
matanya membalalak seperti wanita kesetanan.
melemparkan helm, berteriak-teriak yang membuatku malu seandainya kondisi tidak seperti yang kuceritakan sekarang.
Dan aku berada disini sekarang. mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan.
Aku ingin bercerita, tapi tak punya teman yang meyakinkan untuk bercerita.
Jadi aku mencari tempat yang aku tau adalah disini.
Aku tidak menangis seperti saat satu kakak-ku meninggal.
Aku lebih marah dari pada sedih.
Bintang begitu indah,
Sayang keindahannya lenyap dimataku saat ini.
Akan menjadi ceritakah hari ini?
Akan jadi kisahkah?
Akan jadi akhirkah?
______________________________________________________________________
Ini adalah untuk kesekian kalinya aku berfikir bahwa ini adalah akhir.
Sekian bulan yang lalu aku merasakan hal yang sama,
namun apa yang kusangka akan berakhir ternyata masih tetap berlanjut.
Perselingkuhan adalah yang terakhir yang kuharap akan kusaksikan ketimbang kematian.
Aku menangis saat satu kakak laki-lakiku meninggal.
Meratap menyaksikan kedua putrinya_keponakanku, akan seperti apa mereka nanti.
Tapi toh sekarang mereka baik-baik saja.
hidup tetap berlanjut.
Rasa kehilangan perlahan-lahan memudar seiring berjalannya waktu.
aku masih mengingat-nya tentu saja. Wajahnya, kulit hitamnya, emosinya.
dia saudaraku. dan aku mengasihinya.
Tapi yang satu ini lain ceritanya.
Perempuan tak sanggup menyaksikan penghianatan.
Kematian mungkin jauh lebih baik bagi sebagian mereka ketimbang harus menyaksikan perselingkuhan.
Hal yang sama sekali tidak kuduga akan dilakukan oleh orang yang memiliki aliran darah yang sama denganku.
Hal yang sulit kubayangkan.
Sulit kumengerti.
Dan sulit kulihat kemana akhirnya semua ini.
Ibuku pernah bilang. "tidak mungkin ini terjadi padaku. satu putraku meninggal, satu lagi gila"
Aku bisa memahami apa yang kakak laki-lakiku lakukan.
Memiliki istri yang perhatiannya sedikit teraliah.
Tidak ada pemanjaan.
Kurang pengertian.
Mungkin aku bisa mengerti mengapa dia bisa berpaling.
Tapi tetap sulit untuk membenarkan apa yang dia lakukan.
Kalau memang tak lagi memiliki rasa kasih mengapa tidak berpisah. bercerai.
Mungkin itu akan lebih baik. Meskipun tidak akan lebih baik untuk anak-anak.
Aku belum mampu menyimpulkan siapa yang benar siapa yang salah.
aku tidak mampu menebak apa akar dari masalah ini.
sulit untuk percaya kalau yang melakukan perselingkuhan, adalah orang terdekatmu yang mungkin tidak kau duga akan melakukannya.
Sepuluh menit yang lalu tidak terjadi apa-apa.
aku memandikan danni, menyuruhnya mengenakan pakaiannya sendiri.
Menit berikutnya dia memberi tahuku apa yang kakak laki-lakiku lakukan.
bahwa dia sekarang sedang berada di sebuah restoran dengan anak ingusan yang dulu bekerja di tempatnya.
Singkat cerita, kami membuktikan apa yang terjadi, dan itu benar.
masih terbayang olehku seperti apa ekspres kakak-ku saat kami mendapatinya berduanya dengan perempuan ingusan itu.
Eskpresi kaget, gugup karena merasa bersalah. aku mengasihaninya.
Dan kau tak perlu melihat reaksi kakak iparku.
matanya membalalak seperti wanita kesetanan.
melemparkan helm, berteriak-teriak yang membuatku malu seandainya kondisi tidak seperti yang kuceritakan sekarang.
Dan aku berada disini sekarang. mengungkapkan apa yang ingin kuungkapkan.
Aku ingin bercerita, tapi tak punya teman yang meyakinkan untuk bercerita.
Jadi aku mencari tempat yang aku tau adalah disini.
Aku tidak menangis seperti saat satu kakak-ku meninggal.
Aku lebih marah dari pada sedih.
Bintang begitu indah,
Sayang keindahannya lenyap dimataku saat ini.
Akan menjadi ceritakah hari ini?
Akan jadi kisahkah?
Akan jadi akhirkah?
______________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar