_________________________________________________________________________
Aku duduk bengong sendirian dikamarku,
Menanti sesuatu yang ku tau sesuatu itu tidak akan terjadi.
Aku memulai hari ini dengan bangun pada pukul tujuh lewat.
Dan aku tau bahwa hari ini akan berakhir seperti kemaren.
Aku hanya duduk, membuka web, main game online, tidur siang, makan, duduk lagi, makan lagi, mandi, dan haripun berlalu. tak ada perbedaan sama sekali dengan hari kemaren.
Aku berencana mengunjungi Mel, kau tau aku belum sempat mengucapkan selamat ulang tahun padanya secara langsung, dan aku belum meminta maaf akan ketidak hadiranku dalam acara ulang tahunnya sabtu lalu. Kado yang baru sempat ku bungkuspun masih tergeletak diatas meja buku-ku. Aku memandang kado itu.
Seumur hidup aku tak pernah menerima kado dari kedua orang tuaku. Maksudku kado sungguhan yang berbungkus kertas yang didalamnya berisi sesuatu yang istimewa dan membuat penasaran. Aku tau mereka sudah berusaha membesarkanku sebaik mungkin. Tapi tetap saja. Ibu Mel membelikan sesuatu dalam bentuk kado di setiap ulang tahunnya. Padahal kondisi ekonomi mereka tak jauh beda denganku. Tapi tidak dengan ibuku, aku bahkan sangsi apa mereka ingat tanggal kelahiranku.
Aku mencoba memahami bahwa hal itu di karenakan oleh faktor usia.
Ibuku memiliki usia 20 tahun lebih tua daripada Ibunya Mel, beliau lahir tak lama setelah kemerdekaan Negara ini. Mungkin itu yang menyebakan ibuku terlihat lebih kuno ketimbang ibu Mel. Dan aku berbesar hati untuk memaklumi ketidak-adaan perayaan ulang tahunku ataupun kado istimewa yang kumaksud.
Tapi aku juga sangsi apakah ada yang benar-benar pernah memberiku ucapan selamat ulang tahun,
Selain Mel dan Tentu saja Olin, tak ada yang repot-repot mau mengingat bahwa ada gadis bodoh didalam kamarku yang pada suatu hari akan melewati hari yang spesial, hari ulang tahun-nya. Dan itu artinya Hanya Mel dan Olin yang pernah mengucapkan "Happy Bird day Liv", melalu SMS. Poor Girl.
Sebenarnya hari ini aku berniat kerumah Mel, tapi aku merasa mungkin dia lagi ngambek berat karena acara ulang tahun itu. Dan aku ingin mengajak Olin, Tapi sekarang aku yang lagi kesal padanya karena kasus mengunggu selama tiga jam itu. Jadilah hari ini aku duduk-duduk manyun dikamarku. Aku menelpon Sisi untuk menanyakan perihal proposal skripsi, tapi dia tidak menjawab teleponku sama sekali. Selanjutnya aku menelpon Sely untuk menanyakan hal yang sama. Dia menjawab teleponku dalam beberapa detik, dan belum sempat aku menanyakan maksudku, dia sudah mencekcokiku dengan kata-kata "Kamu kemana aja Liv, Ini kan sudah bulan juni.....!!!" dan bla...bla...bla...
Dan aku tau maksudnya apa. Sebagian mahasiswa sudah melakukan bimbingan dengan dosen, bahkan sudah ada yang siap menuju ruang ujian. Tapi aku? Aku bahkan belum mengajukan judul sama sekali. Dan aku tau karakter Sella. Dia satu-satunya teman yang kukatakan paling peduli dengan nasib perkuliahanku.
Sementara yang lain seperti sisi, Bisa dikatakan dia itu sama tak pedulinya denganku terhadap yang namanya pelajaran. Meskipun dia sedikit lebih berbaik hari pada skripsi kali ini.
Dan aku tidak bisa mengajak Sely ke rumah Mel karena mereka tidak berteman. Mereka hanya tau satu sama lain, Sely tau bahwa Mel adalah sahabatku begitu pula sebaliknya. Mel adalah temanku sejak semasa SMA, begitu pula dengan Olin, kami kuliah dikampus yang sama tapi berbeda jurusan. Sementara Sely, ia kukenal sejak semasa kuliah. aku mengenalnya di saat Ospek, dan tau bahwa kami berada pada satu jurusan yang sama. kami berteman mulai saat itu. Jadilah aku sering bersama dengan Sely juga Sisi pada saat dikampus, dan lebih sering bersama Mel dan Olin saat di luar kampus, meskipun tidak selalu begitu.
Dan aku cukup gengsi untuk menelpon Yuni, teman masa kecilku. Kubiarkan saja kami tak berbicara selama beberapa minggu. kuharap dia menelponku lebih dulu.
____________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar