_____________________________________________________________________________
Kusadari...
Sepuluh haripun berlalu...
Apa yang ada di dalam otakmu saat aku bilang "cewek baik-baik"
Maksud di dalam otakmu adalah di dalam benakmu.
Yah...kalau aku, yang terpikir olehku, cewek baik-baik adalah cewek yang penurut, rajin, sopan, dan tentu saja mempesona. Pesonanya seolah muncul oleh keluguannya karena menjadi cewek yang penurut terhadap orang tua, sopan dengan tetangga dan rajin bangun di pagi buta.
Ini mengingatkanku akan temanku, Lia.
Aku tau, seharusnya aku tidak menyebutkan nama aslinya. Tapi karena aku tidak mengucapkan hal buruk, maka kurasa tak salah jika aku menuliskan nama yang sebenarnya.
Lia adalah teman kecilku sejak SD.
Kami kenal namun tidak begitu karib saat di sekolah dasar.
Berdua, kamipun satu sekolah di asrama PPLH.
PPLH adalah singkatan dari sekolah islamku saat SMP.
Dan kami berdua pernah menjuarai lomba senam SKJ 2000 saat SD bersama dua teman kami yang lainnya.
Lia.
Apa yang bisa ku ceritakan???
Yang pasti, saat mengucapkan kata "cewek baik-baik", maka Lia adalah salah satunya.
Lia anak orang kaya. Terdidik tentu saja.
Ayahnya memiliki sebuah toko semacam toko pupuk dan sebaginya di kediaman kami.
Dan rumahnya cukup megah untuk ukuran desa berkembang.
Ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga "Baik-baik"
Disiplin mendidik anak, dan..... apalagi. Lebih muda daripada ibuku tersayang.
Aku ingat bagaimana Lia kerap menjadi juara umum di sekolah dasar.
Meskipun tidak selalu dia. Tapi kupastikan Lia selalu berada di tiga besar.
(Bandingkan dengan diriku yang dablekkk, Sepuluh besarpun tidak mendekati).
Lia anak rajin, kupikir dia tidak pernah bangun diatas pukul tujuh meskipun hari itu adalah hari libur.
Dan aku jarang sekali bangun dibawah pukul tujuh meskipun itu bukan hari libur. Bandingkan perbedaannya.
Di PPLH.
Aku kerap kehilangan kunci lemari akibat kecerobohanku. Itu sebabnya aku akhirnya memutuskan untuk tidak lagi mengunci lemariku setelah kehilangan kunci untuk yang ketiga kalinya selama kurang dari satu bulan. Kakak pembimbing dikamar kami kerap jengkel denganku karena kasus kehilangan kunci ini. menyusahkan saja.
Dan taukah kalian.
Ada julukan "anak bebek".
Adalah julukan yang diperuntukkan untukku dan beberapa teman-temanku karena kerap tidak mandi pagi.
Aku tau bukan salahku kalau MCK asrama kami terlalu sempit untuk menampung lima ratus murid di ruangan berukuran lima belas kali sembilan meter. belum lagi di potong letak tiga bak mandi besar-besar serta tujuh WC berderet-deret yang makin mempersempit ruangan. Dan satu lagi yang membuatku enggan untuk menghampiri kamar mandi. Adalah air pancuran yang antri-an-nya tak kalah dengan kereta api babaranjang.
Setiap kali kau bilang "Siapa sesudahmu??" maka selalu ada jawaban "Si A". kau menghampiri si A dan menanyakan hal serupa, maka jawabannya adalah si B. Begitulah seterusnya hingga si Z, yang kalau kau memutuskan untuk menunggu maka kau akan mandi pagi pada pukul dua belas siang. Dan kau melewatkan jam belajarmu dikelas.
Dan sialnya, Lia tidak pernah mengalami nasib sepertiku.
Yang kumaksud adalah kehilangan Kunci atau tidak mandi pagi.
Anak yang rajin si Lia ini.
Dia bisa bangun pada pukul 3 dini hari, sementara aku baru saja memejamkan mata.
Dia selalu ingat letak kunci yang di gantung dilehernya bersama dengan beberapa gandel kunci-kunci lain yang entah kunci apa.
Aku mencoba menggantungkan kunciku dileher seperti yang dia lakukan.
Tapi entahlah, kurasa kecerobohanku ini sungguh sangat keterlaluan.
Aku meninggalkannya di kamar mandi yang penuh berjejal para murid. Dan aku kembali untuk mengambilanya tapi kunci itu sudah raib entah kemana. Tapi mungkin itu perasaanku saja yang seolah meninggalkan kunci di kamar mandi padahal aku melepasnya saat duduk-duduk ngerumpi di bawah pohon seri di waktu senggang bersama anak-anak bandel lainnya.
Dan sekarang usia kami sudah 21 tahun.
Lia kuliah dijurusan keperawatan di palembang sana.
Sementara aku kuliah jurusan ekonomi dikampus lokal dikota kami.
Kau tau? Kuliah ekonomi kampus lokal? aku merasa kuliah yang kujalani adalah seperti kuliah-kuliah-an. Permainan. Dolanan. Dari pada nganggur.
Dan parahnya ini adalah tahun terakhirku. Dan aku berada di puncak kebosananku mengurus skripsi yang..... entahlah apa yang harus kukatakan tentang skripsiku yang gak kelar-kelar ini.
Aku tidak memiliki semangat sama sekali untuk menuntaskan tugas akhir perkuliahan ini. Ini bukan hanya karena tema yang ingin dibahas, tapi juga karena dosen yang sulit ditemui. Menemui mereka setara dengan keadaan dimana kau ingin bertemu dengan seorang artis papan atas yang lagi naik pohon bukan lagi naik daun.
Dua hari lalu aku memboyong pulang dua novel dari toko buku.
Untuk mengusir kebosanan.
Kupikir aku suka membaca. Novel tentu saja.
Dan kupikir aku juga suka menulis.
Kau tau, ini seperti menemukan hal baru dalam diriku.
Seperti menemukan hobi baru, tempat untuk mengoret-oret umpatanku.
Tapi aku belum mampu menulis sebuah cerita atau menuntaskannya.
Tapi Kuharap aku bisa suatu saat nanti.
Dan aku tidak bodoh-bodoh amat untuk menjadi penulis handal seperti penulis-penulis tenar itu.
NB:
Seseorang meninggalkan sekotak rokok bermerek Slic Mild di rumahku.
Bungkusnya berwarna putih bersih, dengan tulisan yang dikelilingi oleh lingkaran tak lengkap berwarna merah dan silver.
Iseng.
Aku memboyongnya kekamarku.
Ada korek api juga.
Dan aku menghisapnya.
Ini bukan hisapan pertamaku.
Beberapa tahun lalu aku mecoba menghisap kretek milik kakakku.
Tapi dulu rasanya tidak sebaik ini. pahit.
Kali ini tidak terlalu buruk, meski tidak senikmat melahap sebungkus Coklat silverquinn.
Dan aku menikmati yang ini, hingga isinya berkurang setengah bagian lagi.
Kubiarkan diriku menjadi gadis yang apa ya.... Nakal? Tidak. Berani, mungkin.
Dan aku tau dari dulu bahwa aku bukan gadis yang tarlalu "Baik-baik".
Tapi aku tidak buruk-buruk amat.
Dan seandainya orang memandangku sebagai gadis buruk.
Maka aku tidak berusaha untuk memperbaiki pandangan mereka.
Karena aku memang buruk. Meski tidak seburuk pandangan orang.
Dan Satu lagi.
Aku belum pernah berkencan.
Aku belum pernah punya pacar.
Aku belum pernah berciuman. Titik.
Buruk????
Memang.....!!!!
Karena tak ada cowok yang berakal sehat yang ingin menjadikanku pacar mereka,
karena mereka menganggap aku cewek yang buruk................
karena mereka menganggap aku cewek yang buruk................
Karena aku bukan cewek "Baik-baik"
________________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar