_________________________________________________________________________
( tEriMaksiH ya'ALLAH, , eNgkau TeLah mEmpErcAyai hAmBa uNtuk mEraWaT siE bEby dLm raHimQ. .
BriLah kEseHaTan kEpada kAmi. .) Fesbuk By : Mazrur harus Sabar
Pew...Pew...Pew...
Satu lagi, akan datang.
Lihatlah apa yang di tulis. Bayi. Beberapa bulan dari sekarang bayi itu akan lahir.
Aku cuma bisa mengucapkan kata, Amin.....
Semoga Tuhan memberkati kalian dan bayi kalian yang katanya masih didalam rahim itu.
Semoga Tuhan masih memegangiku, menuntunku. Dan karena aku merasa bagian tubuhku mulai "lumpuh" tepat dibagin sebelah kiriku,kuharap ia masih ingin memapahku, hingga kelumpuhanku punah. Hingga aku memenangkan sayembara cinta.
Aku bosan dengan ocehan orang-orang.
Aku sudah muak dengan pertentangan ke-agamisasi-an.
Di negaraku tercinta ini, kami memiliki lembaga-lembaga islam.
Mulai dari yang terkecil seperti rohani islam pada sekolah menengah atas, atau majelis ta'lim yang berisi ibu-ibu yang memakai kerudung yang mencolok dan berlipstik tebal, hingga majelis ulama yang memiliki peran penting dalam menentukan ke-halal-an benda yang akan kami makan.
Aku mendapati para pemuka agama berbicara mengenai azab dan segala tetek bengek mengenai siksa kubur. Aku mendapati mereka berbicara tentang kekuasaan Tuhan yang tiada batas.
Kupikir semua orang sudah tau tentang ketidakterbatasan kuasa Tuhan, Tapi seolah-olah menghindari topik yang mengacu pada dosa mereka, mereka terus mengulangi hal serupa hingga aku mau muntah mendengarnya.
Aku mohon maaf pada tuhan yang maha kuasa atas ucapanku yang seolah menentang semua itu, aku tidak bermaksud menjelek-jelakkan atau bermaksud menghina. Aku hanya bebal dengan sikap sebagian besar ceramah yang kudengar belakangan ini.
Mereka berbicara tentang dosa dan siksa. kenapa tidak berbicara perdamaian dan indahnya syurga dalam kedamaian saja??? kurasa itu lebih baik ketimbang menakut-nakuti dengan siksaan. siapa pula yang mau di siksa.
Kami ini hanya masyarakat awam yang masih sangat bodoh untuk mengambil pandangan sendiri tentang toleransi antar umat beragama, dan kurasa seharusnya para pembuka ini bisa sedikit berbagi kepercayaan diri untuk mengambil langkah yang benar tentang menghormati kepercayaan orang lain.
Lihatlah kegemparan yang dihasilkan saat wakil presiden bilang "dewan masjid Indonesia kiranya juga dapat mulai membahas, umpamanya, tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid". Itu adalah ucapan bapak wakil presiden yang kukutip dari sebuah laman. Dan saat aku menarik kursorku kebawah, tak ayal, aku medapati 99% berisi caci maki terhadap ucapan beliau ini.
Tapi aku senang dengan satu komentar. Lihatlah komentarnya.
"aslm. admin suara islam online. saya mau tau, apakah isi berita ini hasil wawancara SI online kpd wapres atau berita ini hanya mengambil dari situs berita lainnya???jika bukan hasil wawancara lgsg dg wapres tlg buat wawancara ekslusif dgn wapres ...... "
Yap, setidaknya masih ada umat yang kritis.....
Kuakui, aku sering merinding mendengar suara azan, biasanya kudapati saat azan subuh. Aku bisa merasakan suara azan yang begitu merdu dan mendayu-dayu meresap kebagian hati terdalamku ditengah kelam, dingin dan kentalnya suasana subuh.
Tapi kau harus lihat betapa menjengkelkannya suara azan pada pukul 12.30 dikampusku. kami belajar akuntansi dan azan yang berasal dari masjid yang letaknya 20 meter dari ruang kelas yang kami tempati membuatku menyumpal telinga. Azan yang tidak "indah", mirip seperti orang berteriak, yang memaksa bukannya mengajak orang untuk sembahyang, menjerit bukannya merdu mendayu-dayu, siapa yang tidak terganggu??? Kalian mungkin tidak, tapi aku terganggu.
Aku tidak akan mengomentari kinerja wakil presiden sekarang yang dinilai jeblok atau anjlok atau nihil sama sekali. Terlepas dari semua kinerja yang nihil itu, aku setuju dengan suara azan yang sayup-sayup, merdu dan mendayu-dayu, berirama dan memikat, sehingga memiliki kesan memanggil dan mengajak, bukannya meninggalkan kesan berteriak dan memaksa umat.
________________________________________________________________________
( tEriMaksiH ya'ALLAH, , eNgkau TeLah mEmpErcAyai hAmBa uNtuk mEraWaT siE bEby dLm raHimQ. .
BriLah kEseHaTan kEpada kAmi. .) Fesbuk By : Mazrur harus Sabar
Pew...Pew...Pew...
Satu lagi, akan datang.
Lihatlah apa yang di tulis. Bayi. Beberapa bulan dari sekarang bayi itu akan lahir.
Aku cuma bisa mengucapkan kata, Amin.....
Semoga Tuhan memberkati kalian dan bayi kalian yang katanya masih didalam rahim itu.
Semoga Tuhan masih memegangiku, menuntunku. Dan karena aku merasa bagian tubuhku mulai "lumpuh" tepat dibagin sebelah kiriku,kuharap ia masih ingin memapahku, hingga kelumpuhanku punah. Hingga aku memenangkan sayembara cinta.
Aku bosan dengan ocehan orang-orang.
Aku sudah muak dengan pertentangan ke-agamisasi-an.
Di negaraku tercinta ini, kami memiliki lembaga-lembaga islam.
Mulai dari yang terkecil seperti rohani islam pada sekolah menengah atas, atau majelis ta'lim yang berisi ibu-ibu yang memakai kerudung yang mencolok dan berlipstik tebal, hingga majelis ulama yang memiliki peran penting dalam menentukan ke-halal-an benda yang akan kami makan.
Aku mendapati para pemuka agama berbicara mengenai azab dan segala tetek bengek mengenai siksa kubur. Aku mendapati mereka berbicara tentang kekuasaan Tuhan yang tiada batas.
Kupikir semua orang sudah tau tentang ketidakterbatasan kuasa Tuhan, Tapi seolah-olah menghindari topik yang mengacu pada dosa mereka, mereka terus mengulangi hal serupa hingga aku mau muntah mendengarnya.
Aku mohon maaf pada tuhan yang maha kuasa atas ucapanku yang seolah menentang semua itu, aku tidak bermaksud menjelek-jelakkan atau bermaksud menghina. Aku hanya bebal dengan sikap sebagian besar ceramah yang kudengar belakangan ini.
Mereka berbicara tentang dosa dan siksa. kenapa tidak berbicara perdamaian dan indahnya syurga dalam kedamaian saja??? kurasa itu lebih baik ketimbang menakut-nakuti dengan siksaan. siapa pula yang mau di siksa.
Kami ini hanya masyarakat awam yang masih sangat bodoh untuk mengambil pandangan sendiri tentang toleransi antar umat beragama, dan kurasa seharusnya para pembuka ini bisa sedikit berbagi kepercayaan diri untuk mengambil langkah yang benar tentang menghormati kepercayaan orang lain.
Lihatlah kegemparan yang dihasilkan saat wakil presiden bilang "dewan masjid Indonesia kiranya juga dapat mulai membahas, umpamanya, tentang pengaturan penggunaan pengeras suara di masjid-masjid". Itu adalah ucapan bapak wakil presiden yang kukutip dari sebuah laman. Dan saat aku menarik kursorku kebawah, tak ayal, aku medapati 99% berisi caci maki terhadap ucapan beliau ini.
Tapi aku senang dengan satu komentar. Lihatlah komentarnya.
"aslm. admin suara islam online. saya mau tau, apakah isi berita ini hasil wawancara SI online kpd wapres atau berita ini hanya mengambil dari situs berita lainnya???jika bukan hasil wawancara lgsg dg wapres tlg buat wawancara ekslusif dgn wapres ...... "
Kuakui, aku sering merinding mendengar suara azan, biasanya kudapati saat azan subuh. Aku bisa merasakan suara azan yang begitu merdu dan mendayu-dayu meresap kebagian hati terdalamku ditengah kelam, dingin dan kentalnya suasana subuh.
Tapi kau harus lihat betapa menjengkelkannya suara azan pada pukul 12.30 dikampusku. kami belajar akuntansi dan azan yang berasal dari masjid yang letaknya 20 meter dari ruang kelas yang kami tempati membuatku menyumpal telinga. Azan yang tidak "indah", mirip seperti orang berteriak, yang memaksa bukannya mengajak orang untuk sembahyang, menjerit bukannya merdu mendayu-dayu, siapa yang tidak terganggu??? Kalian mungkin tidak, tapi aku terganggu.
________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar